Manokwari Kota Bersejarah
Lama perjalanan yang ditempuh dari Jakarta ke Manokwari memakan
waktu lima jam. Penat sekaligus mengantuk begitu terasa disaat mendarat
di Bandara Rendani, Papua Barat. Nuansa tanah Papua begitu berbeda
dengan kota-kota lainya di Indonesia, dimana perbedaan waktu Indonesia
timur selisih dua jam dibandingkan dengan waktu di Jakarta.
Sebagai
ibu kota provinsi yang terletak di daerah geografis Timur Indonesia
ini, Manokwari sedikit lebih mujur dibanding dengan kota-kota lain yang
ada di pulau Cenderawasih itu. Dengan memiliki Infrastruktur yang sudah
memadai, Bandara Rendani merupakan satu-satunya jalur keluar-masuk
pedagang maupun pendatang yang hendak berkunjung ke kota yang dikenal
dengan kota Injil.
Kota ini memiliki luas
wilayah 18.746 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 150.000 jiwa
ini, juga memiliki kabupaten Manokwari. Hal lain yang cukup menarik di
perhatikan yaitu, kota ini tepat berada di pantai utara Daerah Kepala
Burung Pulau Papua. Bagi umat Nasrani, Manokwari memiliki sejarah bagi
penganut kristen di Papua.Dimana, tanggal 5 Februari 1855 silam, dua
orang penginjil mendarat di Pulau Mansinam dan memulai karya penyebaran
agama Kristen Protestan di kalangan suku-suku yang masih suka berperang
satu sama lain.
Pulau Mansinam dapat
dicapai dengan menyewa kapal atau speedboat dari Pelabuhan Ketapang, di
jalan Pasir Putih. Manokwari membentang di Teluk Doreri, dan di tengah
perbukitan rendah didominasi oleh Pegunungan Arfak di selatan
|
Suasana
Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat tampak ramai disaat pelancong
maupun tamu yang hendak berkunjung menikmati indahnya Tanah Papua | . |
|
Seorang Bapak
bersama anaknya melintasi jalan protokol yang menghubungkan Bandara
dengan kota Manokwari. Dengan kelengkapan Infrastruktur, masyarakat
Manokwari lebih moderen dibanding dengan wilayah di Papua lainya. |
|
|
Pulau Marsinam tampak dari jejauhan. Dimana pulau tersebut tempat pertama kali Injil masuk ke tanah Papua. |
|
Kantor DPRD
Papua Barat berdiri megah di salah satu bukit di Manokwari. Bangunan
ini tampak mencolok ketika menginjakan kaki di Papua Barat. |
|
|
Mama Yati
begitu disapa dengan ramah menyambut para pendatang. Wanita berusia 45
tahun ini, sehari-hari menghabiskan waktu berkebun umbi-umbian di
ladang miliknya. |
|
Pengendara motor melintas didepan Banner ucapan selamat atas pelantikan Pengurus Kosgoro yang baru di Provinsi Papua Barat.
|
|
Penghuni
panti asuhan tampak bahagia menyambut kedatangan Hari Natal 2012 lalu.
Kesehariannya, anak-anak yatim piatu ini menghabiskan masa
kanak-kanaknya belajar kerohanian dan berbagai keterampilan di Gereja
Mansinam. |
|
Beberapa
penghuni panti Asuhan Mansinam tampak menghiasi ruangan Gereja tempat
mereka menimba ilmu menyambut datangnya Hari raya Nasrani Desember 2012
lalu. |
|
Raut wajah ceria penghuni asrama yang terletak di Pulau Mansinam tampak pecah ketika dirinya di sorot kamera. |
|
Pramugari
salah satu maskapai penerbangan Manokwari-Jayapura hendak menutup pintu
pesawat. Minimnya jumlah maskapai mengharuskan pelancong yang hendak
terbang ke kota Wilayah Barat, harus transit terlebih dulu ke Bandara
Sentani, Jayapura. |
|
Suasana
Lapangan Udara Rendani Manokwari di pagi hari. Hanya beberapa maskapai
saja yang mengambil rute penerbangan ke Papua Barat.
|
Seorang bocah
melongok keluar jendela pesawat, ketika menumpangi penerbangan dari
Manokwari ke Irian Jaya. Penerbangan yang menghabiskan waktu kurang
dua jam tersebut, penumpang dimanjakan dengan keindahan pemandangan
dari atas pesawat | . |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar